13 Juni 2009

Pikiran Bodoh Seorang Cacat.

Kadang gue suka kepikiran, kenapa gue ga kayak yang lain sih?

Yang menghabiskan malam minggunya berdua sama pacar.
Jam 7 si cewe minta dijemput sama cowonya, jam 8 cowonya jemput naik Mazda3 warna Merah dengan modifan senilai lebih dari 60 juta. Si cewe lagi ngidam seafood, iseng-iseng mampir Bandar Jakarta. 2 Jam berlalu, billpun diantarkan. Tertulis disitu angka 2, dan 6 digit dibelakangnya yang tidak perlu disebutkan satu persatu. Pulangnya mereka keliling Jakarta, sempet mampir dulu di tempat-tempat yang menurut mereka bagus. Nikmatin indahnya Jakarta berdua. Jam 2 Pagi si cewe dianter pulang. Sebelum turun dari mobil, si cowo ngasih goodbye kiss. Dan jadilah satu dari sekian ribu malam yang indah dan tak terlupakan bagi mereka.
Yang menghabiskan malam minggunya hang out bareng temen-temen segengnya.
Konvoy motor keliling Jakarta, atau ikut Midnight Run. Berkunjung kemana-mana. Pameran Mobil, Mall, Food Court, Warnet, Lapangan Basket, Warung samping rumah Pak Haji Botil. Menghabiskan waktu bersama.
Yang menghabiskan malam minggunya makan malam bersama keluarga.
Si Ayah mengajak Istri dan anak-anaknya makan malam diluar rumah. Atau menghadiri acara kondangan, atau bahkan nonton bioskop bersama. Ketika si Ibu dan anak perempuannya mencuci mata, dan si Ayah dan anak laki-lakinya mendiskusikan mana yang lebih bagus antara GeForce dan ATi.
Yang menghabiskan malam minggunya di depan Laptop, dikamarnya yang agak gelap dan ber-background musik pop punk hardcore.

Ya, itulah gue. Yang memiliki terlalu banyak batasan. Yang mencoba mengisi hidupnya dengan kesenangan. Sebuah pemikiran anak cacat kayak gue, yang sudah pasti terlalu tinggi buat gue, tapi terlalu rendah buat orang kebanyakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar